4.14.1 Mengenal Teknologi Load Balancing
Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau aplikasi berbasis web lainnya. Dua alasan yang utama adalah :
- Salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan kecepatan (waktu respon) akses website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling berbagi beban lalu lintas web, masing-masing akan berjalan lebih cepat karena beban tidak berada pada 1 server saja. Ini berarti ada lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman website.
- Dengan load balancing, akan mewarisi sedikit redundansi. Sebagai contoh, jika website kita berjalan seimbang di 3 server dan salah satu server bermasalah, maka dua server lainnya dapat terus berjalan dan pengunjung website kita tidak akan menyadarinya downtime apapun.
4.14.3 Algoritma Load Balancing
Secara umum algoritma load balancing terbagi menjadi 4, antara lain :
- Algoritma Round Robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lain sehingga membentuk putaran.
- Ratio (rasio) sebenarnya merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing-masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter Ratio ini, akan dilakukan pembagian beban terhadap server-server yang diberi rasio. Server dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban.
- Fastest. Algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server-server yang memiliki respon yang paling cepat. Server di dalam jaringan yang memiliki respon paling cepat merupakan server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.
- Algoritma Least connection akan melakukan pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.
4.14.4 Fitur Load Balancing
Beberapa fitur yang ada pada baik load balancer hardware maupun load balancer software, yaitu:
- Asymmetric load. rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary yang dianggap paling baik backbonenya dan terbaik dalam path routingnya, jadi kita dapat membuat mesin untuk mencari best path determination dan routing yang terpendek dan terbaik untuk sampai ketujuan.
- Aktivitas berdasarkan prioritas. Disaat load jaringan lagi peek, server akan dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.
- Proteksi dari serangan DDoS. karena kita dapat membuat fiturseperti SYN Cookies dan delayed-binding (suatu metode di back-end server pada saat terjadi proses TCP handshake) pada saat terjadi serangan SYN Flood.
- Kompresi HTTP. Memungkinkan data untuk bisa mentransfer objek HTTP dengan dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua web browser yang modern.
- TCP Buffering. dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat dapat memungkinkan task akses lebih cepat.
- HTTP Caching. dapat menyimpan content yang static, dengan demikian request dapat di handel tanpa harus melakukan kontak ke web server diluar jaringan yang berakibat akses terasa semakin cepat.
- Content Filtering. Beberapa load balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat dijalankan.
- HTTP Security. beberapa system load balancing dapat menyembunyikan HTTP error pages, menghapus identifikasi header server dari respon HTTP, dan melakukan enkripsi cookies agar user tidak dapat memanipulasinya.
- Priority Queuing. berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic paket.
- Spam Filtering. Spam istilah lainnya junk mail merupakan penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web.
4.14.5 Tipe Load balancer
Dalam dunia load-balancing, ada dua pilihan untuk dipertimbangkan ketika merancang solusi load-balancing. Pilihan solusinya adalah menggunakan software load balancing atau hardware load balancing. Setiap pilihan memiliki persyaratan, kelebihan, dan kelemahan tersendiri. Dan dari tipenya Load Balancing dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
- Software Load Balancing. Dimana Load Balancing berjalan disebuah PC/Server, dan aplikasi Load Balancing di install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi. Keuntungannya adalah jika ada penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan perangkat load balancing. Performa proses load balancing dipengaruhi oleh prangkat komputer yang digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih saja. Perangkat keras yang dapat mempengaruhi performa metode ini adalah kartu jaringan (Network Interface Card) yang digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media penyimpanan yang besar dan cepat, dsb. Sehingga performa metode ini sulit untuk bisa diperkirakan.
- Hardware Load Balancing. Dimana Load Balancing berjalan disebuah device/alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe Hardware Load Balancing banyak digunakan karena kemudahannya. Beberapa Load balancer Hardware diantaranya adalah: Cisco System Catalyst, Coyote Point, F5 Network BIG-IP, Baraccuda Load balancer.
4.14.6 Penggunaan Load balancer
Pada umumnya Load balancer digunakan oleh perusahaan/pemilik layanan yang menginginkan layanannya selalu tersedia setiap saat (high availability) walaupun secara kenyataan terdapat kendala yang membuat layanan tidak dapat diakses. Misalnya untuk layanan web server/email server. Dengan load balancer, apabila ada 2 mail server dengan konfigurasi dan tugas yang sama, maka load balancer akan membagi beban ke 2 mail server tersebut. Dan apabila salah satu Mail server tersebut down/tidak dapat diakses/mengalami gangguan, maka Mail server yang lain dapat terus melayani layanan yang diakses oleh user.
Untuk jaringan komputer, Load balancer digunakan di ISP/Internet provider dimana memungkinkan tersedianya akses internet selama 24x7x365 tanpa ada down time. Tentu hal ini yang diinginkan oleh pelanggan yang menggunakan layanan akses internet ISP tersebut. ISP/Provider hanya perlu memiliki 2 Link internet yang memiliki jalur berbeda, agar disaat salah satu link down, masih ada 1 link yang dapat melayani akses internet ke pelanggannya. Dan ISP menggunakan Load balancer untuk membagi beban akses internet tersebut sehingga kedua Link Internet tersebut maximal penggunaannya dan beban terbagi dengan baik.
4.14.7 Perbandingan Software vs Hardware Load balancer
4.14.7.1 Berikut dipaparkan kelebihan dan kekurangan Software Load Balancer :
Kelebihan Load balancer Software:
- Lebih murah.
- Beberapa software aplikasi memiliki banyak pilihan konfigurasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Kekurangan Load balancer Software:
- Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani situs besar atau jaringan kompleks.
- Paket aplikasi yang akan mendukung sistem yang lebih besar memerlukan jumlah hardware lebih banyak.
4.14.7.2 Berikut dipaparkan kelebihan dan kekurangan Hardware Load Balancer :
Kelebihan Load balancer Hardware:
- Pendekatan biasanya lebih kuat dari pilihan perangkat lunak.
- Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang secara nominal lebih efisien daripada dekripsi perangkat lunak.
- Bekerja dengan banyak OS atau platform.
- Biaya lebih tinggi dibandingkan menggunakan software load balancer.
0 Komentar